
Atau saat syarat lulus UPKP (Ujian
Penyesuaian Kenaikan Pangkat), Bahasa Inggris harus minimal 56, nilaiku 58 :P
Aku jadi menyimpulkan, kelulusanku itu lebih pada faktor keberuntungan saja. Faktor
rejeki dan nasib. Pastinya berkat doa orang-orang yang menyayangi dengan tulus (^_^)
Dulu, aku benar-benar dibuat
mengira, menebak, dan pake perasaan saja saat mengerjakan soal bahasa Inggris.
Kosakata bahasa Inggrisku parah. Apalagi gramar dll, aku ga ngeh blass.
Sekarang, sudah mendingan.
Mendingan dalam arti, aku sudah bisa lebih ngerti saat membaca kalimat
berbahasa Inggris, tapi tidak saat mengucapkannya :D Awalnya, gara-gara aku
kepengen baca komik/manga Candy Candy. Komik yang antrian peminjamnya panjang
saat aku kelas 1 SMP dulu (yang punya, tentu saja temanku, bukan aku :D) Nah, nemulah download-an
manga-nya di internet. Dalam bahasa Inggris tentunya. Saat membacaanya, aku
perlu buka kamus terus. Tamat Candy Candy, aku mulai berani menjelajah manga
lain, selalu dengan buka tutup kamus. Kemudian berlanjut ke serial dan film
Korea, bersubtitle bahasa Inggris. Tetap buka tutup kamus. Untuk kata-kata yang
aku tidak mengerti artinya, tinggal pause dulu filmnya, buka kamus, trus
lanjut. Ternyata lumayan efektif juga untuk menambah kosakata. Menonton film
berbahasa Inggris dengan subtitle bahasa Inggris juga sangat membantu menambah
kemampuan. Tapi sayangnya aku tetap belum pede jika harus merangkai kalimat
sendiri. Hihihihi...
Menurutku, walaupun tidak berbakat
di bidang bahasa, mungkin jika diperkenalkan, dan menemukan cara belajar yang
pas dan menyenangkan, kemampuan berbahasa asing akan lebih cepat berkembang dibanding
belajar dengan buku teks yang lumayan membosankan. Pastinya lebih cepat lagi
jika kita tinggal di lingkungan yang mewajibkan kita memakai bahasa itu. Bisa
karena terpaksa. Bisa karena suka. Bisa karena butuh. Aku, masuk yang mana ya?
:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar