Senin, 18 Februari 2013

Belum tergerak juga



Sedang disemangati sahabat-sahabatku untuk belajar nyetir. Diberikan seribu alasan, tapi aku masih belum tergerak juga. Ingin belajar bermotor juga susah, karena ga punya motor. Yo wis lah, melancarkan ketrampilan bersepeda saja. Sekalian go green gitu :D *alasanmodeon

Dulu, sempat juga terpikir untuk belajar nyetir dan mengendarai motor. Kalau motor, pernah bisa, hanya belum lancar. Aku punya alasan kuat untuk bisa menyetir. Alasan paling kuat adalah suami jauh dari rumah. Harusnya memacu aku untuk lebih mandiri, termasuk dalam hal berkendara. Tapi, keburu ilfeel membayangkan parkiran di rumah. Rumah kami terletak di gang sempit muat satu mobil, dan parkiran kami cukup ngepas walaupun tidak mustahil. Jika jalanan basah karena hujan terlebih lagi, kesulitan memarkir makin meningkat. Suamiku tentu saja sudah terbiasa, sudah jago, karena terkondisi. 

Aku tetap belum tergerak. Berangkat kerja, aku sangat tertolong karena masih bisa menebeng, membonceng dengan manis, di motor adekku. Dari rumah, ke sekolah Ferris, baru lanjut ke kantorku. Kebetulan kantorku searah dengan kantor adekku. Pulang, aku punya beberapa alternatif. Yang pertama, berkereta (dari kantor naik bajaj/ojek, lanjut kereta, lanjut angkot trus ngojek). Cukup 30 sampai 45 menit, sampai ke rumah. Atau aku nebeng di mobil teman kantor. Turun di rest area TMII lanjut angkot dua kali, lanjut ngojek. Normalnya membutuhkan waktu 90 menit. Jadi, untuk apa aku bersusah payah membaca motor atau mobil sendiri? (^_^)

Ya, memang, kondisi tidak selalu senyaman yang aku harapkan. Seperti sepekan ini dan sepekan kedepan. Adekku diklat di Bogor. Kondisi pagiku tentu harus disesuaikan. Aku dengan berat hati terpaksa menitipkan Ferris ke tetangga sebelah. (Maturnuwun ya, Mbak Lina sekeluarga, sudah direpotkan.). Senin aku berkereta ria. Pas banget lagi trouble, yang seharusnya cukup 15 menit dalam CL, terpaksa menghabiskan hampir 60 menit karena antrian masuk Manggarai lumayan panjang. Tapi pagi ini, alhmadulillah lancar jaya. 

Jadi, mungkin loh ya, aku akan tergerak bermobil atau bermotor sendiri, saat memang tidak ada tempat bergantung. Mungkin nanti saat adikku sudah menikah dan pindah dari rumah kami. Dan semoga saja, saat itu suamiku sudah kembali berkumpul bersama sehingga aku tidak perlu bermotor atau bermobil sendiri. Aamiin. Atau saat kami bisa pindah ke rumah yang parkirannya lebih mendukung. Aamiin. Atau kalau kantorku pindah ke Pasar Rebo atau Pancoran. Aamiin (^_^)

Kalau kata Mbak Winda, “Ya udah belajar dulu aja, nanti pas waktunya diperlukan sudah lancar. “ Oke deh, Mbak Winda. Akan saya pertimbangkan, hahahha.

Terimakasih yang teman-teman, sudah menyemangatiku. Dan teruslah menyemangati tanpa bosan. Dan tularkan juga keberanian kalian (^_^)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar