Faza hampir 19 bulan, dan semangat
ber-marmetku makin berkurang. Akibatnya ASIP yang aku bawa pulang juga semakin
menurun.
Yup, karena supply ASI itu
tergantung pada demandnya. Semakin rutin dan sering diperah, inshaAllah ASI
yang dihasilkan akan semakin banyak. Yakin! Dan penurunan ASIP-ku pun berawal
dari berkurangnya jadwal marmet. Awalnya dulu karena aku harus ber-SPN, dinas
keluar kantor hampir setiap hari. Otomatis jadwal marmet menjadi berantakan.
Saat awal ber-marmet, pulang kantor aku bisa membawa minimal 500 ml ASIP, hasil
dari 3 kali jadwal marmet. Pagi antara pukul 08.00-09.00 bisa mendapat 200an
ml, siang antara pukul 13.00-14.00 mendapat 200an ml, dan sore antara pukul
16.00-17.00 mendapat 100an ml. Itu masih ditambah sekali marmet saat pagi
sebelum berangkat ke kantor, walaupun tidak sampai 100 ml. Itu bertahan sampai
Faza 11 bulan. Setelah itu jadwalku mulai berantakan...
Sekarang, Faza menjelang 19 bulan,
jadwal marmetku hanya dua kali. Pagi sebelum berangkat dan sekali di kantor sebelum
pulang kerja. Yang aku bawa pulang sekarang tidak sampai 200an ml. Walaupun
disisi lain aku bersyukur, Faza masih menikmati ASIP lebih lama dari Ferris dan
Falisha. Tekad utama yang membuatku tetap teguh bermarmet, karena sebisa
mungkin tidak ingin memberikan susu sapi dalam bentuk apapun, sebagai pengganti
ASIP. Faza beberapa kali, masih bisa dihitung dengan jari, pernah minum susu
UHT. Tapiiiii, aku bertekad, itu cukup sekali-kali saja. Bukan sebagai
pengganti ASIP seperti saat Ferris dan Falisha dulu.
Jadi, walaupun hanya membawa dua
botol ASIP yang biasanya langsung dihabis besoknya, tetep harus semangat.
Semangat, minimal sampai Faza dua tahun. Semangat! Aza fighting! Lima bulan
lagi....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar