Kamis, 17 Januari 2013

Krisis semangat ber-marmet



Faza hampir 19 bulan, dan semangat ber-marmetku makin berkurang. Akibatnya ASIP yang aku bawa pulang juga semakin menurun.

Yup, karena supply ASI itu tergantung pada demandnya. Semakin rutin dan sering diperah, inshaAllah ASI yang dihasilkan akan semakin banyak. Yakin! Dan penurunan ASIP-ku pun berawal dari berkurangnya jadwal marmet. Awalnya dulu karena aku harus ber-SPN, dinas keluar kantor hampir setiap hari. Otomatis jadwal marmet menjadi berantakan. Saat awal ber-marmet, pulang kantor aku bisa membawa minimal 500 ml ASIP, hasil dari 3 kali jadwal marmet. Pagi antara pukul 08.00-09.00 bisa mendapat 200an ml, siang antara pukul 13.00-14.00 mendapat 200an ml, dan sore antara pukul 16.00-17.00 mendapat 100an ml. Itu masih ditambah sekali marmet saat pagi sebelum berangkat ke kantor, walaupun tidak sampai 100 ml. Itu bertahan sampai Faza 11 bulan. Setelah itu jadwalku mulai berantakan...

Sekarang, Faza menjelang 19 bulan, jadwal marmetku hanya dua kali. Pagi sebelum berangkat dan sekali di kantor sebelum pulang kerja. Yang aku bawa pulang sekarang tidak sampai 200an ml. Walaupun disisi lain aku bersyukur, Faza masih menikmati ASIP lebih lama dari Ferris dan Falisha. Tekad utama yang membuatku tetap teguh bermarmet, karena sebisa mungkin tidak ingin memberikan susu sapi dalam bentuk apapun, sebagai pengganti ASIP. Faza beberapa kali, masih bisa dihitung dengan jari, pernah minum susu UHT. Tapiiiii, aku bertekad, itu cukup sekali-kali saja. Bukan sebagai pengganti ASIP seperti saat Ferris dan Falisha dulu. 

Jadi, walaupun hanya membawa dua botol ASIP yang biasanya langsung dihabis besoknya, tetep harus semangat. Semangat, minimal sampai Faza dua tahun. Semangat! Aza fighting! Lima bulan lagi....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar