Rabu, 16 Januari 2013

Matikan TVmu!



Dulu, saat seorang ibu bilang di rumahnya tidak disediakan tv demi kebaikan anak-anaknya, aku berpikir, mungkin gitu hidup tanpa tv? 

Keluarga kami, masih memiliki tv. Masih menonton tv. Tapi alhamdulillah, sudah lewat tiga Ramadhan, diterapkan kesepakatan bahwa setelah adzan maghrib, tv dimatikan. Walaupun, kadang ada waktu pengecualian, seperti saat ada momen acara olahraga “penting” bagi suami dan adikku. Program yang ditonton pun diseleksi.

Alasan kesepakatan mematikan tv setelah maghrib awalnya adalah karena anak-anak sulit diajak tarawih ke masjid karena keasyikan menonton. Setelah Ramadhan berakhir, kesepakatan itu terus dijalankan. Bagi aku yang berangkat kerja pukul 06.30 dan kembali pukul 18.30, waktu setelah maghrib dan sebelum tidur itu menjadi moment penting kebersaaman. Kita bisa mengobrol, saling bercerita, anak-anak bisa bermain bersama. Dan setelah Ferris masuk SD, terasa sekali manfaatnya. Sekarang, walaupun masih belum rutin sempurna, setelah maghrib diisi dengan tahsin tahfiz untuk Ferris dan Falisha. 

Baru sadar bahwa tv itu candu. Ingat betul, saat awal kesepakatan mematikan tv dibuat, terasa beratnya. Kami yang dewasa saja merasa berat, apalagi anak-anak. Sekarang, jika anak-anak sudah tidur dan aku iseng menyalakan tv, hanya gonta-ganti saluran tanpa tertarik satu acarapun. Paling saat ada film yang menarik. Itupun jarang sekali, mending untuk tidur :D

Seorang teman bertanya, apa yang bisa anak-anak lakukan kalau tidak menonton tv? Jawabanku, ternyata sangat banyak. Hidup makin berharga saat tv dimatikan. Percayalah! :D Berharap, bisa lepas penuh terhadap tv. Semoga, suatu saat nanti. Aamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar