Rabu, 01 Agustus 2012

Commuter oh commuter...

Pagi ini, aku merasa lebih enggan berangkat ke kantor dibanding hari biasanya. Membayangkan harus menggunakan angkutan umum sudah memperberat keenggananku. Adik yang biasa aku tumpangi motornya, berdinas keluar kota.

Pagi ini, tak seperti biasanya, Faza yang badannya agak demam, ga mau lepas ketika disusui. Padahal jam di dinding sudah menunjukkan waktu untuk berangkat. Bertambahlah keenggananku. Akhirnya, waktu berangkat mundur, hampir 10 menit lebih telat dari biasanya. Akibatkan, kemungkinanku berangkat dengan menggunakan ojek lalu disambung angkot menjadi pilihan yang tidak tepat. Hampir dapat dipastikan terlambat. Jadi, pilihan satu-satunya membelah kemacetan Jakarta adalah dengan Commuter Line.

WOW!!! Menaiki Commuter Line (CL) membuatku merasa amat sangat bersyukur. Bersyukur karena aku tidak harus setiap pagi dan sore menjadi langganannya. Bersyukur karena aku masih punya adik yang bisa aku tumpangi saat pagi. Bersyukur karena jarak dari rumah ke tempat kerja tidak terlalu jauh saat ditempuh dengan CL, sehingga minimal aku hanya butuh sekitar 15 menit berdesak-desakan di dalam gerbong khusus wanita, yang untuk masuk dan keluarnya saja membutuhkan perjuangan. Membayangkan “nikmatnya” berjubel dari Bogor sampai ke Kota atau Tanah Abang, duh...

Commuter Line... Padat, sesak, tapi selalu dinanti. Sarana transportasi ini memang paling efektif membelah kemacetan Jakarta. Kecuali terjadi kerusakan, waktu yang ditempuh relatif rasional dan bisa diandalkan. Saat berjubel di dalam gerbong, nikmatilah. Jangan melawan arus gerakan, karena akan mengakibatkan pegal-pegal :D

Tapi, Commuter Line ini juga bisa jadi sarana rekreasi yang asyik untuk anak-anak. Jika ingin nyaman, naik kereta lawan arus penumpang saat pagi dan sore hari. Saat pagi, naiklah kereta ke arah Bogor. Atau, naiklah kereta setelah waktu orang berangkat ke kantor berkurang, dan sebelum waktu orang pulang kantor. Biasanya kosong dan layak naik ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar